Sekolah Ramah Anak ala Sekolah Cikal

Sekolah Ramah Anak ala Sekolah Cikal  (pendidikan terbaik) -Sekolah berkualitas, good quality of human capital (guru), good evaluation, itu sesuatu keniscayaan. Tetapi diperlukan lagi ide serta kreatifitas yang mendukung itu seluruh jadi penguat keberlangsungan good quality school seperti yang berlangsung di sekolah cikal.

Sekolah cikal pernah meluncurkan deklarasi ‘sekolah ramah anak’ ( SRA ) sebagai lanjutan konferensi sekolah ramah anak yang diselenggarakan sebelumnya. 

Menurut UNICEF, sekolah ramah anak yaitu sekolah yang menanggung pengadaan lingkungan yang aman, kondisi emosi yang tentram serta terbuka pada perubahan psikologis anak, hal inilah yang diwujudkan oleh sekolah cikal.

Menurut Shaffer ( 1999 ), SRA didefinisikan sebagai sekolah yang mengembangkan 

lingkungan belajar yang gampang dipelajari anak serta situasi yang berikan motivasi. Guru dituntut lebih terbuka serta mencermati kesehatan serta keselamatan anak sepanjang di sekolah. 

13 persyaratan SRA menurut UNICEF yang diwujudkan sekolah cikal : 

1. Merefleksikan serta menggerakkan hak anak di sekolah. 
2. Memandang anak dengan utuh, sebagai sisi dari keluarga, sekolah serta komune. 
3. Berpusat pada kemajuan siswa. 
4. Sensitif pada perbedaan gender serta ramah pada siswa wanita. 
5. Lebih kemajuan kualitas hasil belajar. 
6. Berikan pendidikan yang relevan pada kehidupan. 
7. Fleksibel menyikapi perbedaan. 
8. Terbuka pada pendidikan inklusi dan menghormati persamaan peluang. 
9. Mendukung kesehatan mental serta fisik anak. 
10. Sediakan pendidikan terjangkau serta gampang dibuka. 
11. Menguatkan kapasitas, nilai-nilai, prinsip serta status guru. 
12. Konsentrasi serta melibatkan keluarga. 
13. Konsentrasi serta melibatkan lingkungan lebih kurang sekolah. 

Yel-yel SRA didengungkan berbarengan dengan mini drama serta penandatanganan deklarasi. Dampak diterapkannya SRA adalah berkurangnya/hilangnya budaya bullying ( pelecehan ). 

Supaya sekolah semarak dengan beragam aktivitas, sekolah cikal dituntut untuk kreatif membuat beragam aktivitas untuk siswanya. Saat kita tidak dapat jadi yang pertama ( the first ), tidak dapat juga jadi yang terbesar ( the best ), tetap ada peluang untuk unggul, yaitu jadi yang berbeda.

-->